Sejak pecahnya konflik besar antara Israel dan Hamas slot depo 5k pada Oktober 2023, dinamika geopolitik di Timur Tengah mengalami pergeseran yang signifikan. Salah satu perubahan paling mencolok adalah munculnya Yaman, khususnya kelompok Houthi yang didukung Iran, sebagai aktor strategis yang aktif dan agresif dalam konflik regional. Dalam konteks ini, potensi ancaman terhadap pelabuhan Haifa di Israel utara oleh pihak Yaman bukan lagi sekadar spekulasi, melainkan menjadi bom waktu yang nyata bagi entitas Zionis.
Houthi: Dari Konflik Lokal ke Perang Regional
Sejak akhir 2023, Houthi telah secara eksplisit menyatakan dukungan terhadap Palestina dan menganggap Israel sebagai musuh bersama. Mereka meluncurkan beberapa serangan rudal dan drone ke arah Israel, meskipun sebagian besar dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel dan sekutunya. Namun, yang membuat perhatian internasional tertuju adalah kemampuannya untuk menyerang sasaran sejauh lebih dari 1.000 kilometer dari basis operasinya di Yaman.
Pelabuhan Haifa: Target Strategis dan Ekonomi
Pelabuhan Haifa merupakan salah satu titik vital ekonomi dan militer Israel. Terletak di pantai utara negara tersebut, pelabuhan ini melayani sekitar 30% dari seluruh aktivitas ekspor-impor Israel, dan juga merupakan pangkalan logistik utama bagi Angkatan Laut Israel. Infrastruktur energi seperti kilang minyak dan terminal gas alam di sekitarnya menjadikan Haifa sebagai target bernilai tinggi dalam konflik militer.
Kapabilitas Militer Houthi dan Kemungkinan Serangan
Selama beberapa tahun terakhir, Houthi telah mengembangkan kemampuan teknologinya dengan bantuan Iran.
Implikasi Regional dan Internasional
Ancaman terhadap pelabuhan Haifa bukan hanya masalah bagi Israel semata. Ini akan memperumit kalkulasi militer dan diplomatik bagi Israel serta sekutu-sekutunya di Barat.
Ancaman strategis dari Yaman terhadap pelabuhan Haifa bukanlah retorika kosong.
Israel kini menghadapi tantangan tidak hanya dari Gaza dan Lebanon, tetapi juga dari selatan yang jauh—Yaman.